Rabu, 17 Agustus 2011

Perdu


Ranggas mengering
entah apa hilang hijau bumi
wangi daun basah mulai asing
mimpi musim semi
perdu dinegeri seberang
kerontang disini


suatu sore dalam perbincangan kopi
kau tawarkan bibit sawit
sejuta hektar menghampar
tapi genggammu menampar
luka kembali tersayat
perdu disini sepi

tapi ada perdu bambu subur menyumbul
kuanyamkan gedek tanpa politur
biarlah asap dapur menyeruak membubul
nasi tak berlauk agar anak-anak tetap akur

ha..perdu bambuku mau kau runcingkan...?
lalu
dinding gedek kau ganti apa..?
diam saja..
seruput kopi
dengarlah desau daun-daunnya...
atau kau ingin bayu mencumbu debu..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar